Mengapa Softskill Lebih Penting?
Seringkali terdengar dalam kehidupan sehari hari mengenai istilah pembelajaran hardskill dan softskill sebagai sesuatu yang harus seimbang yang dibentuk dalam pribadi seorang manusia. Demi mencapai keberhasilan dalam hidupnya.
Lalu apakah sebenarnya yang dimaksud dengan harsdkill dan softskill itu sendiri, kemudian mengapa keduanya harus seimbang. terutama bagi pembelajaran softskill yang masih dinilai sangat kurang dibandingkan dengan pembelajaran hardskill yang sudah diperkenalkan kepada manusia sejak usia dini.
Dalam artikel kali ini akan dibahas mengenai. mengapa seseorang harus memiliki softskill yang baik disamping dari hardskill yang dimilikinya. Serta apa yang menyebabkan softskill menjadi begitu penting dan menjadi sorotan khususnya di dalam dunia bisnis, tentunya bagi masyarakat usia produktif. Untuk itu penting kiranya bagi kita untuk memahami apa definisi dari softskill itu sendiri.
Softkill, sebenarnya marupakan suatu kemampuan mendasar yang harus dimiliki seorang manusia. Karena pada dasarnya yang dapat mengendalikan arah serta tujuan hidup untuk menjadi baik adalah softskill yang dimiliki seorang manusia.
Softskill merupakan kemampuan seseorang yang berhubungan dengan karakter seseorang. Baik dalam hal perilaku dan kebiasaannya dalam masyarakat. Meliputi kemampuan bergaul, mengemukakan pendapat, memurumuskan dan memutuskan suatu masalah, serta menentukan tujuan hidupnya, untuk mengarahkannya kepada kebaikan, meliputi pemahaman terhadap etika profesi. Adalah peranan dari softskill yang dimiliki seorang manusia. Sehingga wajar jika dikatakan bahwa disamping hardskill yang merupakan suatu kemampuan teknikal, kemampuan berfikir, keterampilan, keterbukaaan dengan teknologi, serta berbagai ilmu nyata lainnya. Softtskill pun perlu ditanamkan bagi manusia sejak dini. Karena hardskill tanpa softskill yang baik tidak akan menghasilkan sesuatu yang baik. Sehingga keduanya harus seimbang.
Penulis buku-buku serial manajemen diri, Aribowo, membagi soft skills atau people skills menjadi dua bagian, yaitu intrapersonal skills dan interpersonal skills. Dimana intrapersonalskill adalah adalah kemampuan seseorang yang berhubungan dengan dirinya sendiri, seperti karakter, keyakinan, kebiasaan, tujuan hidup dll. Sementara interpersonalskill lebih mengarah kepada hubungan social. Yaitu dimana seseorang mampu berkomunikasi, memimpin, membangun kerjasama, bersaing dll.
Pertanyaan selanjutnya ialah, mengapa antara hardskill dan softskill harus seimbang. jawabannya mungkin berpengaruh terhadap kasus pelanggaran dari etika profesi yang banyak dilakukan oleh oknum oknum ahli yang kurang professional di bidangnya. Dalam kasus ini. Ketidak profesionalan yang terjadi pada oknum oknum ahli ialah karena kurangnya softskill yang dimilinya.
Ketika seseorang memiliki prestasi yang baik di bidang akademiknya. Kemudian bekerja sebagai tenaga ahli atas kepandaian teknisnya dalam suatu organisasi perusahaan misalnya, tanpa softskill yang baik maka tetap tidak akan menghasilkan sesuatu yang baik. Contoh kasus ialah para koruptor. Yang tidak pernah dinilai buruk dalam akademiknya namun menyalahgunakan kepercayaan yang diberikan kepadanya adalah merupakan salah satu contoh lemahnya softskill.
Dilain hal, dapat disinggung. Pentingnya softskill dalam dunia uasaha saat ini. Karena dalam kenyataannya softskill memiliki pengaruh yang lebih besar dan dominan dibandingkan dengan hardskill yang dimiliki seorang manusia saat memasuki dunia kerja. Hal ini sangat berbanding terbalik dengan kenyataannya bahwa menurut data yang diadopsi dari Havard School of Bisnis, kemampuan dan keterampilan yang diberikan di bangku pembelajaran, 90 persen adalah kemampuan teknis dan sisanya soft skill. Padahal dinyatakan bahwa peran hardskill dalam dunia usaha hanyalah 15 persen.
Mengapa softskill memiliki peran yang lebih dominan. Jawabannya dapat ditelusuri melalui suatu sontoh kasus berikut. Seorang manusia sekalipun ia memiliki prestasi yang baik dalam bidang akademiknya (hardskill) namun tidak memiliki kemampuan yang baik untuk berkomunikasi, bekerjasama, berpendapat serta tidak mampu menjadi pembicara yang baik(softskill). Ia tidak akan dapat memiliki eksistensi di dalam dunia usaha untuk suatu perusahaan. Karena pekerja yang dicari ialah mereka yang mampu bekerjasama, mampu berkomunikasi serta bersaing dengan cara yang baik, sekalipun tidak memiliki hardskill yang super. Itulah mengapa, tidak ada lagi alasan bagi seseorang untuk mengesampingkan pembelajaran softskill.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar