I. ANALISIS JURNAL
I.1 Judul : “Understanding and Managing Compound Relationships Between “Firms
I.2 Nama Pengarang :
· William T. Ross, Jr. (Proffesor of Marketing Smeal College of Business Administration Pennyslavania State University)
· Diana C. Robertson (Professor of Organization and Management Goizueta Business School Emory University)
I.3 Tahun : Novermber 2005
II. TEMA
Tulisan ini membahas mengenai jenis jenis hubungan antar perusahaan, pentingnya mempertimbangkan suatu hubungan antar perusahaan yang saling bekerjasama serta bagaimana mengkoordinir dan mengatur hubungan antar perusahaan tersebut.
III. LATAR BELAKANG MASALAH
III.1 Fenomena
Di dalam dunia bisnis, dikenal adanya suatu hubungan sederhana antara suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya misalnya ialah hubungan antara pemasok kepada pelanggan atau sebaliknya, hubungan antara dua perusahaan atau lebih yang saling bersaing ataupun suatu mitra perusahaan dengan mitra lainnya. Masing masing hubungan ini memiliki peran yang penting dalam mencari peluang atau memberikan tantangan baru bagi suatu perusahaan untuk berkembang. Sebagai contoh hubungan antara Dell computer Corporation dan Lenovo, dimana Dell membeli komponen dari Lenovo untuk kepentingan produksinya, meskipun mereka berdua adalah merupakan perusahaan produsen computer pribadi yang saling bersaing. Serta hubungan antara Sony Coorporation dan Konika Minolta Holdings Inc. yang bekerja sama mengembangkan kamera Single Lens Reflect (SLR) dimana keduanya perusahaan tersebut saling bersaing. Namun, yang perlu dipertimbangkan bukan hanya hubungan antar dua perusahaan saja, namun ada hubungan yang lebih kompleks terkait dengan pengelolaan satu kelompok hubungan dalam satu waktu sehingga diperlukan adanya suatu manajemen yang baik.
III.3 Riset Terdahulu
Peneliti menganalisis permasalahan dari beberapa literatur terdahulu seperti, Dwyer Schurr dan Oh tahun 1987 yang meneliti tentang pentingnya mempertimbangkan suatu hubungan dalam pemasaran. Johanson dan Seines tahun 2004 dan Reinhartz dan Ramaswamy tahun 2000 yang menganalisis Costumer Relationship Management sebagai suatu konstruksi yang kuat di dalam pemasaran. Wuyts, Stermersch, Van Den Bulte dan Franses tahun 2004 yang meneliti bagaimana hubungan antara vendor dan pemasok akan berpengaruh pada kesediaan pelanggan untuk terlibat dalam hubungan yang erat dengan vendor. Serta jurnal oleh Varga dan Lusch tahun 2004 yang menunjukkan adanya logika dominan baru yang muncul dalam disiplin pemasaran yaitu suatu kepentingan mengelola hubungan eksternal.
III.3 Motivasi Penelitian
Motivasi dari penelitian ini diantaranya ialah, penulis ingin memberikan pengertian dan menunjukkan pentingnya hubungan majemuk antar perusahaan. Menguraikan konsep hubungan majemuk, mengembangkan model konseptual mengenai hubungan antar perusahaan berdasarkan kerangka kerja ekonomi politik, serta menguraikan kepentingan adanya hubungan antar perusahaan dalam pemasaran, sehingga dapat memberikan kontribusi dalam mengatur hubungan antar perusahaan yang baik.
IV. METODOLOGI
IV.1 Data
Dalam jurnal ini, peneliti menggunakan data sekunder, berdasarkan pengamatan pada berbagai riset sejenis yang pernah dilakukan sebelumnya.
IV.2 Variable
Variable dalam penelitian ini alah berbagai jenis hubungan sederhana. Yaitu hubungan pelanggan untuk pemasok dimana perusahaan membeli produk atau layanan dari perusahaan mitra, pemasok kepada pelanggan diamana perusahaan menjual produk atau layanan dari perusahaan mitra, pesaing dengan pesaing dimana kedua peerusahaan saling bersaing satu sama lain. Dari hubungan tersebut akan ada sebelas jenis hubungan, enam mengandung dua hubungan sederhana, empat mengandung tiga hubungan sederhana dan satu berisi empat jenis hubungan sederhana seperti pada gambar berikut
IV.3 Model Penelitian
Model penelitian yang digunakan adalah model deskriptif, dengan mengolah data dari berbagai literatur yang kemudian digeneralisasi dan dihasilkan sebuah kesimpulan.
V. HASIL DAN ANALISIS
Peneliti mengambil salah satu contoh kasus yaitu pada produsen Pepsi Cola pada tahun 1970 yang memutuskan untuk melakukan peningkatan penujualan dengan cara melakukan akuisisi dengan beberapa gerai makanan seperti Pizza Hut, Centucky Fried Chicken, Taco Bell Mc Donalds dll. Namun beberapa waktu kemudian beberapa perusahaan Fast Food besar seperti Mc donalds mnandatangani perjanjian eksklusif dengan Coca Cola, hal ini dikarenakan, Pepsi sebagai pesaing primer dari Cocacola menunjukkan penurunan. Dua puluh tahun kemudian, Pepsi menjual bisnis ritel makanan cepat saji untuk memperbaiki penjualannya. Intinya adalah bahwa perusahaan harus berhati hati dalam mengelola manajemen hubungan strategis. Hubungan kerjasama antar perusahaan sebagaimana diatas adalah merupakan hubungan konstruk buatan, sehingga diperlukan adanya suatu manajemen yang memadai untuk menciptakan adanya suatu kerjasama yang berkesinambungan.
Dari review diatas dihasilkan tiga alasan mengapa penting bagi perusahaan untuk memperhatikan hubungan kerjasama antar perusahaan. Pertama, melakukan kesalahan dapat membahayakan hubungan yang lainnya, seperti terjadi pada kasus dimana dua perusahaan bertindak sebagai pemasok dan pelanggan satu sama lain. Setiap perusahaan perlu memperhatikan perilaku perusahaan yang lainnya, misalnya bagaimana suatu perusahaan pelanggan mampu memenuhi kewajibannya tepat pada waktunya, ataupun suatu perusahaan pemasok mampu melakukan pengiriman sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Hal ini dilakukan untuk memastikan apakah suatu perusahaan yang dikehendaki untuk dapat saling bekerjasama cukup bertanggung jawab dan kooperatif. Kedua, dalam kasus yang lain kinerja yang baik akan membahayakan hubungan sederhana lainnya apabila kedua perusahaan adalah saling bersaing, perilaku yang kompetitif daripesaing akan dapat memberikan implikasi yang negative terhadap perilaku kerjasama. Yang ketiga adalah kinerja yang baik dalam suatu hubungan dapat menyebabkan adanya hubungan tambahan bahwa pembeli dan penjual bergerak secara bertahap. Berkinerja baik dalam satu tahap dalam hubungan tersebut adalah alasan untuk pindah kepada tahap yang lebih berkomitmen. Pemasok yang baik atau pelanggan yang baik mungkin akan diminta untuk menjadi kolaborator pesaing baik yang menunjukkan kemampuan nyata mungkin akan diminta untuk bergabung dengan perusahaan mitra untuk mengembangkan pasar baru atau produk baru. Dengan demikian, perilaku dalam setiap hubungan sederhana harus diperhatikan.
VI. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Analisis ini mengembangkan gagasan bahwa hubungan antar perusahaan adalah penting bagi kesehatan perusahaan. Dimana perilaku dalam suatu hubungan sederhana akan mempengaruhi keberhasilan. Ketepatan dalam pengelolaan hubungan merupakan salah satu sumber keunggulan kompetitif bagi perusahaan sebaliknya kegagalan untuk mengelola hubungan dapat menyebabkan kerusakan pada kinerja perusahaan secara keseluruhan. Sehingga penting untuk secara eksplisit mengatur hubungan majemuk antar perusahaan.
Dari penelitian diatas sangat diharapkan untuk diadakan penelitian selanjutnya yang menggambarkan data yang akurat dan spesifik tentang seberapa berperan “managing Compound relationship” terhadap tingkat penjualan yang dihasilkan dari perusahaan yang saling bekerjasama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar