Jumat, 25 November 2011

Kasus Teori Ekonomi

 Produksi Baja Nasional

            Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) menyatakan, pasar baja di Indonesia tahun ini diperkirakan mencapai Rp63,7 triliun atau setara 9,5 juta ton. Angka itu meningkat 53,4% dibandingkan 2010 yang mencapai Rp41,5 triliun. Sementara itu harga jual rata-rata baja pada 2011 akan naik 15-23% dibanding tahun 2010.

Peningkatan produksi baja di Indonesia diprediksi akan meningkat, hal itu dikarenakan:

1.      Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia yang membutuhkan banyak produk baja.

2.      Sektor otomotif mendorong penggunaan baja

3.      Sektor perkapalan juga meningkat

Karena tingginya biaya produksi, maka produsen bajapun akan menaikkan harga jual produk.

Indonesia termasuk salah satu konsumen sekaligus produsen baja yang besar. Namun yang terjadi saat ini, produksi baja nasional tidak pernah seimbang dengan konsumsi kebutuhan dalam negeri.

Diperkirakan tahun ini Indonesia masih harus mengimpor baja sekitar 3 juta ton untuk memenuhi tingginya kebutuhan baja di dalam negeri. Oleh karena itu, saat ini masing-masing produsen dalam negeri berlomba meningkatkan kapasitas produksi dan perluasan pasar untuk dapat memenuhi target penjualannya.

Pasar baja nasional memang besar. Dengan pembangunan infrastruktur yang terus berjalan, pasar baja Indonesia akan tetap tumbuh. Namun, di tengah besarnya pasar baja di negeri ini, tingkat produksi masih belum mengimbangi kebutuhan. Sebenarnya ini menjadi potensi pasar untuk investasi baru, asalkan dapat bersaing dengan harga murah dan kualitas baik.



Sumber:





Tidak ada komentar:

Posting Komentar