Kamis, 10 November 2011

ANALISIS JURNAL

Tugas Kelompok ( Jurnal )
DAMPAK KEBIJAKAN EKONOMI TEHADAP PENAWARAN DAN PERMINTAAN TEPUNG TERIGU DI INDONESIA
Oleh Anny Ratnawati, Harianto, Ismafia Afriani, dan S.Andy Cahyono
1 Nindy Sintya Indriani R ( 25210004 )
2 Noviana Pratiwi ( 25210071 )

Universitas Gunadarma
Fakultas Ekonomi – Akuntansi



ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran dan permintaan tepung terigu di Indonesia dan mengevaluasi dampak dari kebijakan ekonomi yang berhubungan dengan penawaran dan permintaan tepung terigu, serta surplus produsen dan konsumen pada pasar domestik. Penelitian ini menganalisis menggunakan data time series dari tahun 1980-1999 dan menggunakan model persamaan simultan dengan metode 2LSL (Two Stage Least Squares) kemudian diikuti dengan validasi model untuk simulasi kebijakan dan analisis kesejahteraan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa impor biji gandum dipengaruhi oleh produksi tepung terigu, nilai tukar, jumIah penduduk, dan pendapatan. Produksi tepung terigu dipengaruhi oleh impor gandum, impor tepung terigu, upah, suku bunga, permintaan tepung terigu, krisis ekonomi dan produksi tepung terigu tahun lalu. lmpor tepung terigu Indonesia dipengaruhi terhadap harga tepung terigu, nilai tukar, dan pendapatan. Struktur pasar tepung terigu yaitu oligopsoni. Kebijakan pemerintah seperti meningkatan suku bunga, upah dan impor dapat menurunkan kesejahteraan sedangkan devaluasi justru meningkatkan kesejahteraan melalui peningkatan surplus produsen.

Kata kunci: Penawaran-Permintaan, kebijakan
 


I.                   PENDAHULUAN
1.1 Fenomena
      Tingkat kepuasan yang pertama kali ingin dipenuhi oleh setiap individu untuk mempertahankan hidupnya adalah pangan. Karena tanpa pangan, manusia tidak akan dapat bertahan hidup. Tepung terigu dari waktu ke waktu semakin menjadi komiditi pangan penting di Indonesia, hal ini dikarenakan tepung terigu semakin mengusai kebutuhan hidup orang banyak. Maka tepung terigu dapat diklasifikasikan dalam komiditi yang vital. Sebagai bahan pangan alternatif yang dikonsumsi hampir seluruh masyarakat Indonesia.
      Sebagai suatu komoditiyang vital terigu kini menjadi bahan dasar dalam pembuatan berbagai jenis bahan makanan seperti mie, roti, biskuit, dll. Sehingga menyebabkan kebutuhan akan tepung terigu selalu mengalami peningkatan dari waktu ke waktu.

1.2 Motivasi Penelitian
      Penyediaan terigu dimaksudkan untuk mengurangi ketergantungan pada satu komoditi pangan saja, yaitu beras. Disamping itu terigu mudah diperoleh di pasaran luar negeri dengan cara impor melalui pasar komersial dan memanfaatkan bantuan pangan gandum yang diberikan secara cuma-cuma oleh beberapa Negara.
      Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran dan permintaan tepung terigu di Indonesia dan mengevaluasi dampak dari kebijakan ekonomi yang berhubungan dengan penawaran dan permintaan tepung terigu, serta surplus produsen dan konsumen pada pasar domestik.

1.3 Riset terdahulu
      Menurut penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Anny Ratnawati, Harianto, Ismafia Afriani, dan S.Andy Cahyono pada tahun 2001 mengemukakan bahwa konsumsi tepung terigu yang berlebihan mendorong peningkatan impor gandum di Indonesia yang menyebabkan pengeluaran devisa impor meningkat dan membebani neraca pembayaran serta keuangan Negara.

II.                METODOLOGI
2.1 Data
      Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder pada penelitian terdahulu dari tahun 1980-1999 dan menggunakan model persamaan simultan dengan metode 2LSL (Two Stage Least Squares). Dari data yang ada, kemudian dianalisis menjadi suatu kesimpulan dalam bentuk data kualitatif..

2.2 Variabel
      Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah
·         Permintaan Impor Gandum Indonesia dari Australia :
·         Permintaan Impor Tepung terigu di Indonesia :
·         Produksi Tepung Terigu Indonesia :
·         Harga tepung Terigu Indonesia :
2.3  Model Penelitian
Model Penelitian yang digunakan dalam menganalisis “Dampak Kebijakan    Ekonomi Terhadap Penawaran dan Permintaan Tepung Terigu di Indonesia” yaitu dengan grafik jumlah perusahaan Industri tepung terigu tahun 1990-2005.
      Berdasarkan grafik diatas struktur pasar terigu di Indonesia telah berkembang dari monopoli menjadi oligopoli seiring dengan perkembangan dinamika perkembangan ekonomi yang terjadi di dalam indutri terigu nasional. Jumlah Perusahaan meningkat setiap tahunnya.
      Berdasarkan grafik Produksi domestic diatas, nilai produksi domestik mengalami fluktuasi akibat dari masuknya terigu impor.

III.             HASIL dan ANALISIS
Sebagai komoditi pangan terpenting di Indonesia yang dikonsumsi hampir seluruh masyarakat Indonesia dan sebagai bahan pangan alternatif pengganti beras membuat tepung terigu memiliki permintaan yang tinggi di Indonesia.  Permintaan Impor gandum tertinggi di Indonesia meliputi impor gandum dari Negara Australia. Pada penelitian yang dilakukan oleh Anny Ratnawati dan kawan kawan menunjukkan bahwa penentu utama impor gandum dari Australia adalah produksi tepung terigu, pendapatan domestik, populasi dan nilai tukar.
Produksi terigu sangat tergantung pada impor gandum atas Australia. Pada dasarnya ada beberapa Negara lainnya seperti Kanada dan Amerika yang juga mengekspor gandum ke Indonesia namun, impor terbesar masih didominasi oleh Negara Australia sedangkan Negara lain hanya menutupi kekurangannya. Kebijakan pembebasan Impor, secara signifikan meningkatkan impor gandum dari Amerika dan Kanada tetapi tidak signifikan mempengaruhi dominasi gandum dari Australia.
Impor tepung terigu sangat responsif terhadap  perubahan harga terigu dunia, nilai tukar dan pendapatan. Hal ini menunjukkan bahwa terigu yang diimpor adalah terigu yang berkualitas tinggi dan belum dapat sepenuhnya terpenuhi oleh produksi domestik. Adanya kebijakan pembebasan tataniaga impor gandum tepung terigu secara nyata berdampak positif meningkatkan impor tepung terigu. Namun dampak negatifnya ialah Negara Indonesia akan memiliki ketergantungan yang tinggi pada impor tepung terigu secara langsung dan berdampak buruk pada industri tepung terigu domestik.
Ketergantungan ini menyebabkan Produksi tepung terigu menjadi lebih responsif terhadap perubahan impor gandum dibandingkan dengan perubahan lainnya. Artinya ialah bahwa produksi tepung terigu di Indonesia sangat tergantung pada impor gandum. Apabila Impor gandum menurun maka produksi tepung terigu di Indonesia juga akan menurun. Hal ini disebabkan karena bahan baku terigu yaitu gandum belum dapat diproduksi di dalam negri. Dalam rangka mengurangi ketergantungan pada impor ini, (Cahyono,2001:Sapuan,2001) mengajukan beberapa alternatif diantaranya (1) mengembangkan komoditi gandum Indonesia (2) Mengembangkan tepung alternatif sebagai pengganti terigu.

IV.             KESIMPULAN dan REKOMENDASI
4.1 Kesimpulan
      Berdasarkan data-data yang diperoleh diatas, dapat disimpulkan bahwa Permintaan impor gandum dipengaruhi oleh produksi tepung terigu domestik, populasi, nilai tukar, dan juga kebijakan pembebasan tataniaga gandum tepung terigu. Permintaan impor gandum Indonesia dari Australia pun juga responsif terhadap populasi dan pendapatan domestik.
      Produksi tepung terigu ditentukan oleh impor gandum, impor terigu, suku bunga, upah, krisis ekonomi, dan juga penawaran tepung terigu pada tahun sebelumnya.
Permintaan tepung terigu di Indonesia merupakan permintaan dari produksi roti, mie, biskuit, dan lain sebagainya.
      Peningkatan penawaran tepung terigu dipengaruhi beberapa faktor seperti  peningkatan impor gandum di Indonesia dan juga peningkatan ekspor gandum dunia. Impor gandum-tepung terigu dapat diturunkan dengan kombinasi peningkatan harga tepung terigu, suku bunga, upah, dan juga depresiasi Rupiah.
      Peningkatan impor tepung terigu maupuin depresiasi sangat merugikan konsumen karena para produsen tepung terigu domestik cenderung menurunkan produksinya sehingga harga tepung terigu domestik akan mengalami kenaikan. Dengan kondisi yag demikian menunjukkan kekuatan dari produsen tepung terigu domestik dalam menentukan pasar.
     
4.2 Rekomendasi
Melihat meningkatnya ketergantungan Negara Indonesia akan impor Gandum  sebagai bahan baku tepung terigu. Maka perlu ada beberapa hal yang sewajarnya dijadikan pertimbangan agar Indonesia mampu mengembangkan produksi domestiknya. Yang dapat dilakukan ialah dengan menghilangkan kebijakan pembebasan tata niaga Gandum-tepung terigu yang menyebabkan adanya monopoli dalam impor dan pengadaan tepung terigu dalam kasus ini ialah Negara Australia.
Dan mengantisipasinya dengan cara mengganti impor dengan sumber tepung lainnya, yaitu yang bahan bakunya banyak terdapat di Indonesia seperti Singkong ataupun ubi. Struktur pasar tepung terigu yang cenderung monopoli perlu diperbaiki, karena produsen akan menjaga excess capacity industri untuk menjaga harga dan akan merugikan konsumen.
Data yang digunakan di dalam jurnal terdahulu, kurang update sehingga penyajian data sebaiknya diperbaharui untuk tahun tahun berikutnya.



DAFTAR PUSTAKA
Cahyono, S.A. 2001. Analisis Penawaran dan Permintaan Beras di Provinsi Lampung dan Kaitannya Dengan Pasar Beras Domestik dan Internasional.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar