Bank
sebagai suatu badan usaha penghimpun dana masyarakat yang memiliki fungsi
sebagai financial intermediasi. Fungsi perbankan sebagai financial intermediasi
menekankan kepada peran Bank dalam menghimpun dana masyarakat (source of Fund)
dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat (use of fund). Berikut merupakan
gambaran portofolio bank
Gambar 1 : Portofolio
Bank
Pada
gambar diatas, dalam kolom asset menunjukkan akun akun penyaluran dana kepada
masyarakat (use of fund) sedangkan pada kolom liabilities menunjukkan akun akun
penghimpunan dana dari masyarakat (source of fund).
Seperti halnya perusahaan dagang, jasa dan
berbagai jenis badan usaha lainnya, perbankan juga memiliki system pencatatan
akuntansi tersendiri. Berikut merupakan struktur pencatatan akuntansi
perbankan:
Contoh
kasus:
1. Mr.
X menabung uang tunai sebesar Rp.10.000.000,00 pada Bank A, maka jurnal yang
dicatat oleh bank adalah sebagai berikut :
Kas 10.000.000
Tabungan 10.000.000
Dalam
kasus diatas menyebabkan bertambahnya saldo tabungan dan kas. Kas berada pada
sisi asset dengan saldo normal debit, sedangkan tabungan berada pada sisi
liabilities dengan saldo normal kredit.
2. Mr.
X memindahkan uang sebesar Rp.20.000.000,00 kedalam tabungannya, maka jurnalnya
ialah:
Deposito 20.000.000
Tabungan 20.000.000
Dalam
kasus diatas menyebabkan berkurangnya nominal deposito dan menambah nominal
dalam akun tabungan. Keduanya berada pada sisi liabilities dengan saldo normal
kredit, sehingga apabila berkurang, nominal akan dicatat di sisi debit.
3. Mr.
X meminjam uang sebesar Rp.15.000.000,00 dengan credit card dan kemudian
ditabung, maka jurnalnya ialah:
Credit
Card 15.000.000
Tabungan 15.000.000
Kasus
diatas menyebabkan bertambahnya nominal pada akun kredit card dan tabungan.
Akun kredit card berada pada sisi asset dengan saldo normal debit, sedangkan
akun tabungan berada pada sisi liabilities dengan saldo normal kredit.
Sistem Kliring
Sebagaimana
disebutkan di dalam pembuka bahwa Bank Umum memiliki fungsi sebagai financial
intermediasi. Fungsi bank disini berhubungan dengan fungsi bank sebagai
penyedia layanan bagi masyarakat dalam melakukan transaksi lalulintas
pembayaran antar nasabahnya. Namun yang perlu diketahui adalah bahwa dari
sekian banyak Bank Umum yang ada di Indonesia saat ini, sangat memungkinkan
umtuk terjadinya transaksi pembayaran antara pihak pihak yang memiliki rekening
di Bank yang berbeda. Sehingga menyebabkan, suatu bank harus berhubungan
langsung dengan pihak Bank umum lainnya dalam menyelesaikan utang piutang
sebagai akibat dari adanya transaksi antar nasabahnya. Penyelesaian utang
piutang yang melibatkan banyak Bank akan memerlukan waktu yang lama dan biaya
yang besar, untuk itu muncul suatu gagasan untuk membentuk lembaga Kliring oleh
Bank Indonesia.
Kliring
merupakan suatau tata cara perhitungan utang dan piutang antar suatu bank
dengan bank lainnya melalui Bank Indonesia, sebagai akibat dari transaksi yang
dilakukan oleh nasabahnya dengan tujuan efisiensi dalam memperlancar lalulintas
pembayaran secara aman. Berikut akan dibahas beberapa kasus yang
menggambarkan mekanisme kliring.
Contoh
Kasus :
Kasus
1
Gambar.
2 : Mekanisme Kliring Kasus 1
Dalam
kasus diatas terdapat dua nasabah bank yang berbeda yang saling melakukan
transaksi, yaitu Mr.X sebagai nasabah Bank A melakukan pembelian sebesar
Rp.50.000.000 kepada Mrs.Y sebagai nasabah Bank B, dengan menggunakan cek.
Karena transaksi yang bersangkutan dilakukan antar bank yang berbeda, maka akan
terdapat mekanisme kliring didalamnya.
Didalam
proses kliring yang melibatkan Bank Indonesia, dikenal dengan adanya Giro Wajib
Minimum yang merupakan suatu instrument yang digunakan oleh bank Indonesia dalam
melaksanakan fungsinya dalam melakukan kebijakan moneter. Setiap bank umum
diwajibkan untuk menyimpan dana pada Bank Indonesia sebesar 8% dari simpanan
masyarakat (Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia tahun 2010). GWM yang disimpan
oleh setiap Bank Umum pada Bank Indonesia akan dicatat sebagai Liabilities
dalam catatan Bank Indonesia dengan akun R/K pada BI.
Dalam
kasus diatas, saat Mrs. Y melakukan
pencairan dana di Bank B atas cek yang diberikan oleh Mr.X yang dikeluarkan
oleh Bank A sebesar 50 juta. Maka catatan pada Bank Indonesia, Bank A dan Bank
B ialah sebagai berikut :
- Catatan BI
Dengan
ini, maka, jurnalnya adalah R/K Bank A dicatat pada kolom Debit, sedangkan R/K
Bank B dicatat pada kolom kredit sebesar 50 juta.
- Catatan Bank B
Bank
B negirimkan Nota Debet Keluar (NDK) melalui Bank Indonesia sebagai suatu
warkat yang dikirimkan kepada Bank A sebagai keuntungan rekening Mrs. Y.
selanjutnya, Pada saat dana dicairkan di Bank B, bank B juga melakukan
pencatatan, karena tabungan Mrs. Y akan bertambah sebesar 50 juta setelah
terjadi transaksi. Pencatatannya adalah sbb:
Sehingga jurnalnya ialah R/K pada BI dicatat
pada kolom debit, sedangkan Tabungan Mrs.Y akan bertambah di sisi kredit.
- Catatan Bank A
Bank
A, menerima warkat dari Bank B melalui Bank Indonesia yang disebut Nota Debet
Masuk (NDM) atas cek yang dikeluarkan oleh Bank A atas nama Mr.X sebagai
transaksi kepada Mrs.Y, sebagai beban Mr.X sehingga,Pada catatan bank
A,terdapat pengurangan rekening Giro Mr.X pada bank A
Sehingga
jurnalnya ialah rekening giro Mr.X akan berkurang disisi debit, dan rekening
R/K pada BI di sisi kredit.
Kasus
2
Gambar
3: Mekanisme Kliring Kasus 2
Pada
kasus ini, berkebalikan dengan kasus sebelumnya, diilustrasikan bahwa Mrs.Y
sebagai nasabah Bank B mentransfer uang sebesar Rp.100.000.000 kepada Mr.X yang
merupakan nasabah Bank A. catatan yang terdapat pada Bank Indonesia, Bank A dan
Bank B ialah sebagai berikut:
- Catatan BI
Pada
saat terjadi transaksi dari Mrs.Y sebagai nasabah bank B kepada Mr.X yang
merupakan nasabah Bank A, catatan pada Bank Indonesia yaitu sebagai berikut :
Sehingga jurnalnya ialah R/K bank B dicatat pada sisi Debit dan R/K Bank A dicatat pada sisi Kredit
- Catatan Bank A
Bank
A megirimkan Nota Debet Keluar (NDK) melalui Bank Indonesia sebagai suatu
warkat yang dikirimkan kepada Bank B sebagai keuntungan rekening Mr. X.
selanjutnya, Pada saat dana dicairkan di Bank A, bank A juga melakukan
pencatatan, karena tabungan Mr.X akan bertambah sebesar 100 juta setelah
terjadi transaksi. Pencatatannya adalah sbb:
Sehingga
jurnalnya ialah R/K pada BI dicatat pada kolom debit, sedangkan Tabungan Mr.X
akan bertambah di sisi kredit.
- Catatan Bank B
Bank
B, menerima warkat dari Bank A melalui Bank Indonesia yang disebut Nota Debet Masuk
(NDM) atas cek yang dikeluarkan oleh Bank B atas nama Mrs.Y sebagai transaksi
kepada Mr.X, sebagai beban Mrs.Y. sehingga,Pada catatan bank B, terdapat
pengurangan rekening Giro Mrs.Y pada bank B sebesar 100 juta
Sehingga
jurnalnya ialah rekening giro Mrs.Y akan berkurang disisi debit, dan rekening
R/K pada BI di sisi kredit.
Penolakan Kliring
Penolakan
kliring terjadi apabila, terjadinya ketidaksesuaian jumlah uang dalam
transaksi. Antara jumlah yang tertera didalam cek dengan saldo yang terdapat dalam
rekening pelaku transaksi. Contoh kasusnya dapat diilustrasikan dari kasus
kasus sebelumnya, misalnya pada kasus 1, disaat Mr.X melakukan pembelian kepada
Mrs.Y , namun ternyata, saldo yang terdapat dalam rekening giro Mr.X pada bank
A tidak mencukupi untuk melakukan pembayaran, maka catatan pada Bank Indonesia,
Bank A dan Bank B adalah sebagai berikut :
- Catatan Bank Indonesia
Dalam
jurnal Bank Indonesia R/K bank B dicatat dikolom debit, sedangkan R/K bank A
dicatat dikolom kredit.
- Catatan Bank A
Bank
A menerima Nota Kredit Masuk dari Bank B. sehingga, dalam catatan Bank A,
rekening R/K pada BI berada pada sisi debit, sedangkan Giro di sisi kredit
- Catatan Bank B
Bank
B menyerahkan Nota Kredit Keluar kepada Bank B melalui bank Indonesia, sehingga
, pada catatan Bank B, tabungan Mrs.Y akan berkurang di sisi debit dan R/K pada
BI di sisi kredit.
Mekanisme Kliring dan Transfer
Antar Daerah
transfer
dapat didefinisikan sebagai suatu system pengiriman uang pada bank yang sama
dari satu cabang ke cabang lainnya. Berbeda dengan kliring yang berhubungan
dengan transaksi antar bank yang berbeda. Berikut ini merupakan contoh
mekanisme trsansfer dan kliring antar daerah
Kasus
1
Mekanisme
kliring antar daerah dapat digambarkan dalam kasus berikut ini, diilustrasikan
bahwa Mrs.Y nasabah Bank A di jakarta hendak mengirimkan sejumlah uang kepada
Mr.X nasabah bank B yang berada di Papua. mekanisme pengirimannnya digambarkan
dalam bagan berikut :
Gambar
4 : Mekanisme Kliring antar Daerah
Jurnal
yang dibuat oleh Bank yang bersangkutan adalah sebagai berikut :
I : Tabungan Mrs. Y (D), Rekening Antar
Kantor (K)
II : Rekening Antar Kantor (D), R/K pada
BI (K)
III : R/K Pada BI (D), Rekening Antar Kantor
(K)
IV : Rekening Antar Kantor (D), Giro Mr.X
(K)
Kliring Antar Negara
Kliring
antar negara dapat diilustrasikan pada gambar berikut ini :
Kasus
1
Diilustrasikan
bahwa Mrs. Y sebagai nasabah bank A yang berada di Australia hendak mengirimkan
uang kepada Mr.X nasabah bank B yang berada di Indonesia, dapat digambarkan sebagai
berikut.
Gambar
5: Kliring antar Negara
Dalam
melakukan transaksi antar Negara, terdapat 2 macam cara yang dapat ditempuh
diantaranya yaitu
I.
Bank Draft
Metode
bank draft dapat di gambarkan apabila Mrs. Y menyerahkan uang kepada Bank A
untuk dikirimkan kepada Mr.X di Jakarta, nantinya Mrs.Y akan menerima surat
dari bank A dengan terlebih dahulu menjalankan beberapa prosedur, untuk
disampaikan kepada Mr.X di Indonesia yang dapat dicairkan di bank B di Jakarta.
II.
Payment Order
Apabila
Mrs.Y mengirimkan uangnya ke Bank A untuk dikirimkan kepada Mr.X di Indonesia
melalui Bank B dengan perantara yang disebut correspondent bank, sehingga uang
akan secara langsung dikirim kedalam rekenim Mr.X tanpa menggunakan draft
bank.
Jenis Jenis Warkat atau Nota
Kliring
didalam
mekanisme kliring, terdapat nota atau warkat kliring, berikut ini akan dibahas
beberapa jenis warkat dan nota kliring.
- Nota Debet Keluar
Merupakan
Nota dari bank lain, yang disetorkan oleh nasabah suatu bank, untuk keuntungan
rekening nasabah yang bersangkutan.
- Nota Debet Masuk
Nota yang
diterima oleh suatu
bank dari bank
lain melalui B I
atas warkat atau
cek bank sendiri
atas beban nasabah
yang bersangkutan.
- Nota Kredit Keluar
warkat dari
nasabah sendiri untuk
disetorkan kepada nasabah
bank lain pada
bank lain.
Bank yang
menyerahkan warkat tersebut
akan mengkreditkan R/K pada
BI dan mendebet
giro nasabah.
- Nota kredit masuk
warkat yang
diterima oleh suatu
bank untuk keuntungan
rekening nasabah bank
tersebut.
Bank yang
menerima warkat tersebut
akan mendebit R/K pada
B I dan mengkredit
giro nasabah.
Dibawah ini merupakan
jenis jenis Nota kliring berikut pengaruhnya terhadap saldo rekening bank yang
bersangkutan :
Gambar 6 :
Jenis Nota Kliring
Menang atau Kalah Kliring
Peristiwa
menang dalam mekanisme kliring berarti, bank yang bersangkutan, pada akhir masa
kliring memiliki tagihan keluar yang lebih besar dari tagihan masuknya. Dan
sebaliknya, apabila tagihan masuk bank lebih besar dari tagihan keluarnya, maka
dapat dikatakan, bak tersebut mengalami kalah kliring. Atau, dapat dikatakan,
bank mengalami kalah kliring saat perhitungan kliringnya mengalami deficit
sebagai akibat dari kewajiban kliring yang lebih besar dibandingkan dengan
tagihannya dalam kliring. Pada dasarnya, kekalahan kliring, tidak akan
mengganggu likuiditas bank selama Bank yng bersangkutan dapat memenuhi Giro
Wajib Minimum pada saldo R/K pada BI di bank Indonesia. Biasanya, hal
sebagimana demikian dapat terjadi saat Bank mengalami masalah likuiditas ataupun
saat terjadi penarikan dana secara besar besaran oleh nasabah. Pada saat bank
tidak mampu memenuhi Giro Wajib Minimum yang telah ditetapkan oleh bank
Indonesia tersebut, maka bank yang bersangkutan tidak dapat secara langsung
menaruh dana tunai ke BI untuk menambah saldonya, sehingga Bank yang
bersangkutan harus melakukan pinjaman kepada peserta kliring lainnya yang
disebut dengan Call Money dengan waktu yang relative singkat. Pinjaman Call
Money dibayar pada saat bank yang memberikan pinjaman tersebut menagihnya.
Apabila pada jangka waktu yang ditentukan, Bank peminjam tidak mampu melunasi
pinjamannya, maka pinjaman Call Money itu akan berubah menjadi pinjaman biasa
dan menyebabkan hilangnya kepercayaan dari Bank Bank lain untuk memberikan
pinjaman.
Contoh
kasus Kalah dan Menang dalam Mekanisme Kliring
Bank
A dan Bank B merupakan peserta kliring, Bank A memiliki saldo dalam rekening
R/K pada BI di Bank Indonesia sebesar Rp.100.000.000 yang merupakan 8% dari
jumlah simpanan masyarakat di Bank A, suatu saat, Bank A memiliki kewajiban
kliring sebesar Rp 2.000.000 hal ini menyebabkan bank mengalami kekurangan pada
simpanan minimumnya di Bank Indonesia. Sehingga dapat dikatakan bahwa Bank A
mengalami kalah kliring.
Sedangkan
Bank B memiliki saldo rekening R/K pada BI sebesar Rp.110.000.000 dimana
Rp.100.000.000 merupakan Giro Wajib Minimum yang harus dipenuhi, dan
Rp.10.000.000 adalah cadangan dana tambahan, kemudian Bank A memiliki tagihan
masuk sebesar Rp.2.000.000, maka dapat dikatakan Bank B menang kliring.
Dalam
kasus Bank A dan Bank B diatas, memungkinkan bagi Bank A untuk melakukan Call
Money kepada bank B sebagai pemenang kliring. Karena sebagaimana dikatakan
sebelumnya, bank A tidak dapat serta merta menambah dananya secara tunai
langsung kepada BI.
Dari
contoh kasus diatas dapat disimpulkan bahwa diperlukan adanya suatu manajemen
likuiditas bank yang baik, sehingga bank mampu memperkirakan berapa banyak dana
yang harus disisihkan sebagai saldo dalam simpanan giro wajib di Bank Indonesia
sehingga kekalahan kliring yang terjadi tidak akan mengganggu likuiditas bank.
Sebagaimana struktur dana yang ditetapkan oleh Bank B sebagai berikut :
- Legal Reserve Requirement (LRR) adalah merupakan, ketentuan bagi setiap bank Umum untuk menyisihkan sebagian dana simpanan masyarakat atau dana pihak ketiga yang berhasil dihimpunnya dalam bentuk Giro Wajib Minimum berupa rekening giro Bank yang bersangkutan pada bank Indonesia.
- Exsess Reserve adalah kelebihan dana atau cadangan dana bank dari jumlah yang sudah ditetapakan oleh bank sentral atau Bank Indonesia.
Masalah Likuiditas Bank
Sebagaimana
dijelaskan sebelumnya, bahwa manajemen likuiditas bank adalah merupakan suatu
hal yang penting dilakukan untuk mempertahankan kinerja bank agar dapat selalu
berada dalam posisi yang aman. Likuiditas, didefinisikan sebagai kemampuan
suatu bank untuk memenuhi kewajiban dengan relative cepat ketika kewajiban
tersebut jatuh tempo, suatu bank dikatakan tidak likuid saat bank tidak dapat
memenuhi kewajiban saat jatuh tempo, sebagaimana contoh kasus dalam pinjaman
call money sebelumnya. Untuk itu bank harus memiliki suatu kebijakan dalam
praktek menejemen resiko likuiditas yang bertujuan untuk mengidentifikasi,
mengukur, memonitor serta mengendalikan resiko likuiditas sehingga dapat
diminimalisir dalam tingkat yang dapat ditoleransi. Misalnya ialah dengan
mempertimbangkan struktur dana masyarakat dalam manajemen likuiditasnya.
Dilihat dari karakteristik simpanan yang berbeda beda menurut tingkat
volatilitasnya sehingga dapat diprediksi peluang penarikannya oleh masyarakat.
Misalnya ialah, bila struktur dana masyarakat suatu bank didominasi oleh jangka
pendek maka akan memiliki resiko likuiditas yang lebih tinggi dibandingkan
dengan suatu bank yang struktur dana masyarakatnya didominasi oleh jangka
panjang.
Tingkat
likuiditas suatu bank dapat diidentifikasi dengan menggunakan rasio LDR (Loan
to Deposit Ratio) yang menunjukkan struktur dana masyarakat yang dimiliki suatu
bank dalam memenuhi permohonan pinjaman nasabahnya, yang diukur dalam
prosentase, prosentase yang tinggi menunjukkan bank hampir menyalurkan seluruh
dananya, atau seluruh pinjaman yang diberikan tidak hanya berasal dari deposit
dan asset, namun juga didanai oleh current asset yang tingkat volatilitasnya
tinggi atau dapat ditarik sewaktu waktu oleh pemiliknya sehingga dapat
menyebabkan masalah likuiditas, sedangkan prosentase yang rendah menunjukkan
bank memiliki tingkat likuiditas yang baik, artinya terdapat dana yang dapat
digunakan untuk mengcover pinjaman yang diberikan.
Rumus
LDR adalah sebagai berikut
Rumus
tersebut menunjukkan bahwa setiap loan yang disalurkan harus berasal dari
Deposito dan Modal.
Negative Mismatch
Negative
mismatch merupakan ketidak sesuaian komposisi pendanaan untuk pinjaman oleh
masyarakat, negative mismatch terjadi sebagai akibat dari manajemen likuiditas
bank yang kurang baik, misalnya ialah pendanaan pinjaman jangka pendek dengan
sumber dana deposito masyarakat yang bersifat jangka panjang atau sebaliknya,
juga memberikan pinjaman dengan tingkat bunga kredit yang lebih kecil dari
tingkat bunga sumber dana. Contohnya ialah pemberian pinjaman untuk Kredit
Usaha Kecil dengan menggunakan dana yang bersumber dari deposito masyarakat.
Hal ini tidak dapat dilakukan karena tingkat bunga deposito lebih tinggi dari
tingkat bunga kredit. Hal ini akan menciptakan suatu kerugian bagi bank, karena
sumber keuntungan bank adalah selisih positif dari tingkat bunga deposit dan
tingkat bunga kredit. Sehingga, seharusnya kredit Usaha Kecil didanai oleh
tabungan yang memiliki tingkat bunga lebih kecil dan skala penarikan yang
relative stabil dibandingkan dengan Giro yang skala penarikannya akan lebih
fluktuatif.
Data Flow Diagram
data
flow diagram merupakan suatu diagram yang menggunakan notasi notasi untuk
menggambarkan arus dari data system, yang sangat membantu untuk memahami system
secara logika, terstruktur dan jelas. Data flow diagram juga digunakan di dalam
perbankan dalam menyusun nomor rekening nasabah untuk mendapatkan nomer nasabah
yang identik dan unik satu sama lain, dan berhubungan dengan database nasabah
yang bersangkutan.
Contoh
:
Berikut
ini adalah contoh rentetan nomor rekening nasabah
x.xx.xxx.xxxx.x
I 2
3 4 5
Keterangan
:
Nomor
1 menunjukan jenis rekening nasabah yang bersangkutan apakah rekening Giro,
tabungan atau deposito. Nomor 2 dan 3 menunjukkan lokasi, nomor 4 menunjuukkan
nomor nasabah sedangkan nomor 5 merupakan nomer unik nasabah yang berbeda satu
sama lain.
Proses Akhir Bulan
Pada
setiap akhir bulan bank akan menghitung saldo rekening nasabahnya berikut bunga
yang nantinya akan menjadi saldo awal pada bulan berikutnya. Terdapat tiga
macam metode yang dapat dilakukan dalam menghitung jumlah bunga nasabah.
Diantaranya yaitu, perhitungan dengan menggunakan saldo terendah selama satu
bulan, rata rata saldo selama satu bulan dan akumulasi harian.
Rumusnya
adalah sebagai berikut :
Untuk
perhitungan bunga pada sisi liabilities
Untuk
perhitungan bunga pada sisi Assets
Kasus
1
Diketahui,
saldo tabungan Mr. X pada Bank A selama 1 bulan adalah sebagai berikut:
- Perhitungan dengan Saldo Terendah
Menghitung
bunga berdasarkan saldo terendah pada bulan yang bersangkutan. Saldo terendah
pada tabungan Mr.X di bank A selama bulan mei adalah 35 juta. Dan tingkat bunga
yang berlaku ialah 10% Maka perhitungannya adalah
- Perhitungan dengan Saldo Rata Rata
Menghitung jumlah bunga
berdasarkan saldo rata rata pada bulan yang bersangkutan, diketahui rata rata
saldo pada tabungan Mr.X selama bulan Mei adalah sebesar 47,5 juta. Dengan
tingkat bunga 10%, perhitungannya adalah sebagai berikut :
- Perhitungan dengan Saldo Harian
Merupakan penjumlahan
dari jumlah bunga yang dihitung setiap terjadi transaksi, dengan tingkat bunga
10%, perhitungannya adalah sebagai berikut :
Kasus 2
Diketahui Mr. A
memiliki komitmen kredit sebesar 100 juta, dan baru dapat digunakan pada
tanggal 10, saldo kredit Mr.X pada Bank A adalah sebagai berikut
- Perhitungan dengan Saldo Terendah
Seperti kasus
sebelumnya, perhitungan berdasarkan saldo terendah dihitung berdasarkan saldo
terendah pada bulan yang bersangkutan, dengan tingkat bunga yang berlaku
sebesar 15% perhitungannya adalah sebagai berikut :
- Perhitungan dengan Saldo Rata Rata
DIhitung berdasarkan
saldo rata rata pada bulan yang bersangkutan, yaitu 51,2 juta, dengan tingkat
bunga 15%, perhitungannya adalah sebagai berikut :
- Perhitungan dengan Saldo Harian
Dihitung berdasarkan
saldo harian pada setiap transaksi yang dilakukan, dengan tingkat bunga 15%,
perhitungannya adalah sebagai berikut :
Catatan : pada
perhitungan hari bunga, disetiap transaksi terakhir dalam satu bulan, hari
bunga harus ditambah 1.
Jumlah bunga ditambah
pokok pph dan administrasi adalah jumlah yang harus dibayar Mr.X atas pinjaman
kreditnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar