Kamis, 26 Januari 2012

ANALISIS JURNAL


TEORI EKONOMI 2
ANALISIS JURNAL

I.                   Judul
ANALISIS EFISIENSI TEKNIK USAHA BUDIDAYA PEMBESARAN IKAN KERAPU DALAM KERAMBA JARING APUNG DI PERAIRAN TELUK LAMPUNG: Produktifitas, Faktor Faktor yang Mempengaruhi dan Implikasi Kebijakan Pengembangan Budidayanya
II.                Pengarang
Tajerin dan Mohammad Noor
III.             Tahun
2005
IV.             Tema
Analisis Efisiensi Pengembangan Usaha Daerah
V.                Latar Belakang Masalah
V.1. Fenomena
Pembudidayaan ikan, di dalam kegiatan produksi bertujuan untuk memaksimumkan keuntungan usaha. Perolehan keuntungan maksimum sangat berkaitan dengan efisiensi dalam berproduksi. Secara empiris hampir semua pembudidaya ikan adalah sebagai penerima harga  (price taker) dalam pasar masukan (input) maupun keluaran (output) karena sangat jarang dijumpai sekumpulan pembudidaya ikan mampu mengorganisasi kelompoknya, sehungga mempunyai posisi tawar yang kuat di pasar. Dalam praktek sehari-hari orientasi para pembudidaya ikan dalam suatu komunitas dan ekosistem yang relative homogeny cenderung mengejar efisiensi teknis yang dalam kehidupan sehari-hari diterjemahkan sebagai upaya memaksimalkan produktivitas. Untuk kasus usaha budidaya ikan kerapu dalam keramba jaring apung di Propinsi Lampung, penentuan kondisi tingkat efisiensi teknis dipandang perlu karena berkaitan dengan strategi pengembangan system usaha dan peningkatan produktivitas budidaya kerapu ke depan, apakah sebaiknya mengarah pada penerapan sistem intensifikasi atau ekstensifikasi. Untuk itu, perlu dilakukan analisis efisiensi teknis usaha budidaya ikan kerapu dalam keramba jaring apung di Propinsi Lampung.



V.2. Motivasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan antara lain untuk mengetahui tingkat efisiensi teknis yang dicapai pembudidaya ikan dalam menjalankan usaha budidayanya, menggambarkan bagaimana sebaran efisiensi teknis tersebut diantara pembudidayan pembesaran ikan kerapu dan menganalisis faktor faktor yang mempengaruhi kapabilitas manajerial sebagaimana tercermin dari tingkat efisiensi teknis yang dicapai.


VI.             Metodologi
VI.1. Data

data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah data sekunder, proses pengumpulan data dilakukan sejak September hingga Desember tahun 2002 yang dilakukan di Perairan teluk Lampung di sekitar Kecamatan Padang Cermin , Lampung Selatan.


VI.2. Variabel

Yit       = produksi yang dihasilan pembudidaya ikan-i pada waktu-t
Xit       = vektor masukan (input) yang digunakan pembudidaya ikan-i pada waktu-t
β          = vektor parameter yang diestimasi
Vit       = variabel acak berkaitan dengan faktorfaktor
eksternal dan sebarannya normal( (0, 2 ).
Vit        = N σv
Uit       = variabel acak non negatif, dan diasumsikan mempengaruhi tingkat inefisiensi teknis dan berkaitan dengan faktor-faktor internal. Sebaran Uit bersifat “truncated” ((Uit = (mit ,σu2 );mit = zit δ)).
Zit       = suatu vektor (px1) variabel-variabel yang mempengaruhi efisiensi teknis usaha budidaya (karena faktor manajerial)
        = vektor (1xp) parameter yang akan diestimasi.

Variabel-variabel yang bekerja dalam
fungsi produksi,
yit        = Jumlah produksi ikan kerapu (kg)
x1        = luas area keramba jaring apung
(m2)
x2        = Jumlah benih ikan kerapu (kg)
x3        = Jumlah pakan ikan kerapu (kg)
x4        = Jumlah tenaga kerja manusia
(jam kerja setara pria)
D1       = Variabel dummy, Variabel-variabel yang mempengaruhi ketidakefisienan (inefficiency),
z1        = jumlah pendapatan per kapita (juta rupiah)
z2        = tingkat pangsa pendapatan keluarga dari usaha bididaya ikan terhadap total pendapatan keluarga (persen).
z3        = tingkat umur pembudidaya ikan (tahun)
z4        = tingkat pendidikan formal pembudidaya ikan (tahun)
z5        = lama mengikuti pelatihan budidaya ikan kerapu (jam)
D2       = variabel dummy lokasi di dekat daratan pantai = 1, lainnya = 0
D3       = variabel dummy lokasi di pulaupulau
kecil     =1, lainnya = 0


VI.3. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode estimasi tingkat efisiensi teknis, yang banyak digunakan adalah melalui pendekatan Stochastic Production Frontier (SPF). Dalam penelitian ini digunakan metode SPF yang telah mengalami pengembangan lebih lanjut, yaitu model Stochastic Production Fontier – Technical Efficirncy (SPF-TE). Model tersebut relative lebih baik dari yang digunakan dalam penelitian penelitian sebelumnya, hal ini karena model penelitian ini, parameter yang bekerja dalam proses produksi dan parameter yang mencerminkan kapabilitas manajerial usaha budidaya diestimasikan secara simultan agar konsisten.
Pendugaan parameter yang tak bias adalah menggunakan metoda Maximum Likelihood (MLE). Agar konsisten maka pendugaan parameter fungsi produksi dan inefficiency dilakukan secara simultan dengan program Frointer Version 4.1 (Coelli, 1996) dengan opsi Technical Efficiency Effect Model.


VII.          Hasil dan Analisis

Fungsi Produksi

Hasil estimasi SPF (Stochastic Production Frointer) versi TE (Technical Efficiency) Effect Model dijabarkan pada Tabel
1.      Hasil analisis mendapatkan bahwa Y = 0,87 dan nyata. Hal ini mencerminkan random errors yang tidak dapat diterangkan dalam model fungsi produksi sangat dominan; dan inilah yang diterangkan dalam ”Inefficiency Function”.
 Dalam fungsi produksi faktor-faktor yang berpengaruh nyata dengan arah positif adalah tingkat luasan areal keramba jarring apung dan pakan ikan; sedangkan yang berpengaruh nyata namun dengan arah negative adalah benih ikan. Tenaga kerja manusia baik untuk aktivitas pemeliharaan maupun panen meskipun berpengaruh positif tetapi tidak nyata. Sebagaimana yang diduga, faktor produksi yang pengaruhnya dominan adalah tingkat luasan areal keramba jaring apung, benih dan pakan ikan. Selain sangat nyata (significant), nilai koefisien parameternya pun paling besar (masing sebesar 0,4479, 0,2261dan 0,6253). Mengingat bentuk fungsi adalah Cobb-Douglass, maka nilai koefisien tersebut secara langsung mencerminkan elastisitasnya. Dengan demikian, penambahan 1 % luas areal keramba jarring apung akan meningkatkan produksi ikan kerapu sebanyak 0,4%; penambahan 1% benih ikan akan meningkatkan produksi ikan kerapu sebanyak 0,2%; dan penambahan pakan ikan akan meningkatkan produksi ikan kerapu sebanyak 0,6%

Tingkat Efisiensi Teknis


Dalam Gambar 1. disajikan bentuk sebaran pembudidaya ikan menurut tingkat efisiensi teknis yang dicapainya. Tampak bahwa dari seluruh pembudidaya ikan yang diteliti, sebagian besar pembudidaya ikan
(51,4%) berada pada selang tingkat efisiensi teknis 0,6 – 0,8. Proporsi pembudidaya ikan yang mendekati frointer (Tingkat Efisiensi Teknis mendekati 1,0) ada sebanyak 9%, sedangkan yang berada di bawah 0,5 hanya sebanyak 6%. Tingkat efisiensi teknis dapat diinterpretasikan berwajah ganda. Di satu sisi, tingkat efisiensi teknis yang tinggi mencerminkan prestasi pembudidaya ikan dalam keterampilan manajerial usaha budidaya pembesaran ikan kerapu dalam keramba jaring adalah cukup tinggi. Penguasaan informasi dan pengambilan keputusan dalam mengelola faktor-faktor penting yang mempengaruhi kinerja produktivitas usaha budidayanya dapat dinilai berada dalam level yang memuaskan. Di sisi lain, tingkat efisiensi teknis yang tinggi juga merefleksikan bahwa peluang yang kecil untuk meningkatkan produktivitas yang cukup tinggi, karena senjang antara tingkat produktivitas yang telah dicapainya dengan tingkat produktivitas maksimum yang dapat dicapai dengan sistem pengelolaan terbaik (the best predicted) cukup sempit. Dengan kata lain, agar dapat meningkatkan produktivitas secara nyata maka dibutuhkan inovasi teknologi yang lebih maju. Sudah barang tentu hal ini tidak mudah karena hal tersebut memerlukan terobosan-terobosan teknologi yang lazimnya diharapkan dari aktivitas penelitian.


Faktor yang Mempengaruhi Efisiensi Teknis

Berikut ini adalah table yang menyatakan rata rata tingkat efisiensi teknis menurut kelompok pangsa pendapatan dari usaha budidaya pembesaran ikan kerapu dalam keramba jarring apung terhadap total pendapatan keluarga.




VIII.       Kesimpulan dan Rekomendasi

Rata-rata tingkat efisiensi teknis yang dicapai para pembudidaya ikan kerapu dalam keramba jaring apung adalah sebesar 0,76 dan relatif merata (koefisiens variasi sebesar 0,18). Proporsi pembudidaya ikan
kerapu yang efisiensi teknisnya kurang dari 0,6 hanya sebanyak 21 persen sehingga sebarannya cenderung terkonsentrasi pada selang efisiensi teknis sebesar 0,6 – 0,8. Secara umum tingkat efisiensi teknis yang dicapai oleh usaha budidaya pembesaran ikan kerapu dalam keramba jaring apung di Perairan Teluk Lampung tergolong dalam kategori sedang – tinggi. Proporsi pembudidaya ikan pada level efisiensi teknis yang tinggi (0,7 – 0,8) lebih banyak (29,60 persen) dibanding dengan pembudidaya ikan pada level efisiensi teknis sedang (0,6 – 0,7) yaitu sebanyak 21,8 persen.
Determinasi faktor utama yang mempengaruhi inefficiency adalah tingkat pangsa pendapatan keluarga dari usaha bidudaya ikan terhadap total pendapatan keluarga. Tingkat efisiensi teknis yang lebih tinggi dicapai oleh para pembudidaya pembesaran ikan kerapu yang sebagian besar pendapatannya berasal dari usaha budidaya pembesaran ikan kerapu dalam keramba jarring apung. Faktor lain yang terbukti kondusif adalah pelatihan budidaya ikan kerapu yang lebih sering dikuti pembudidaya, pendapatan total perkapita yang lebih tinggi dan umur pembudidaya ikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar