Jumat, 25 November 2011

Kasus Teori Ekonomi


What are the values underlying globalization?
Nilai-nilai yang mendasari globalisasi adalah tidak adanya batasan dalam hal berkomunikasi, bertransaksi, dan saling bertukar budaya. Dengan globalisasi batas wilayah dan negara tidak lagi menjadi hambatan. Nilai utamanya adalah prinsip universal (menyeluruh)
Are these “ASEAN” values?
Nilai-nilai ASEAN lebih mengedepankan voluntary approach (lemahnya pressure group). Semangat persaudaraan di Asia Tenggara yang erat sebagai negara-negara yang bertetangga antara lain cermin dalam perwujudan nilai-nilai ASEAN. Kelebihan nilai-nilai tersebut adalah lebih mengedepankan empathy, namun kekurangan terbesar adalah kurangnya ketegasan. Dengan pendekatan voluntary appoarch yang lebih mengemuka dalam berbagai inisiatif kerja sama yang terbentuk di ASEAN serta lemahnya pressure group diantara sesama negara anggota maka perwujudan integrasi ekonomi kawasan berpotensi memerlukan waktu yang lebih lama.
Are these values tupically associated with modernization?
Nilai-nilai tersebut terkait dengan modernisasi adalah, terkadang adanya sikap nasionalisme dan rasa tidak terbuka dengan hal-hal yang baru terutama untuk negara ASEAN yang menganut adat ketimuran. Biasanya orang timur lebih mengedepankan semangat persaudaraan dan tertutup pada sesuatu yang baru jadi hal ini menghambat proses modernisasi dan globalisasi.


Kasus Teori Ekonomi

 Produksi Baja Nasional

            Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) menyatakan, pasar baja di Indonesia tahun ini diperkirakan mencapai Rp63,7 triliun atau setara 9,5 juta ton. Angka itu meningkat 53,4% dibandingkan 2010 yang mencapai Rp41,5 triliun. Sementara itu harga jual rata-rata baja pada 2011 akan naik 15-23% dibanding tahun 2010.

Peningkatan produksi baja di Indonesia diprediksi akan meningkat, hal itu dikarenakan:

1.      Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia yang membutuhkan banyak produk baja.

2.      Sektor otomotif mendorong penggunaan baja

3.      Sektor perkapalan juga meningkat

Kamis, 24 November 2011

Globalisasi


How Can We Measure the extent of Globalization?

Globalisasi adalah suatu keadaan dimana kehidupan masyarakat dalam berbagai aspek, tidak lagi tergantung pada batas-batas wilayah. Dalam globalisasi bidang ekonomi telah terjadi perdagangan internasional pasar bebas, dibentuknya kerjasama regional, bilateral, maupun multilateral. Berdirinya organisasi World Bank, World Trade Organization, Asian Free Trade Area dan sebagainya.
Fenomena Globalisasi yang terjadi sampai dengan saat ini diantaranya ditandai dengan beberapa hal, diantaranya :
1.      Meningkatnya perdangangan global.
2.      Meningkatnya aliran modal internasional, diantaranya investasi langsung luar negeri.
  1. Berkembangnya sistem keuangan global.
4.      Meningkatnya aktivitas perekonomian dunia yang dikuasai oleh perusahaan-perusahaan multinasional
5.      Meningkatnya peran organisasi-organisasi internasional, seperti WTO, WIPO, IMF, yang berurusan dengan transaksi-transaksi internasional.

Kamis, 10 November 2011

ANALISIS JURNAL

Tugas Kelompok ( Jurnal )
DAMPAK KEBIJAKAN EKONOMI TEHADAP PENAWARAN DAN PERMINTAAN TEPUNG TERIGU DI INDONESIA
Oleh Anny Ratnawati, Harianto, Ismafia Afriani, dan S.Andy Cahyono
1 Nindy Sintya Indriani R ( 25210004 )
2 Noviana Pratiwi ( 25210071 )

Universitas Gunadarma
Fakultas Ekonomi – Akuntansi



ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran dan permintaan tepung terigu di Indonesia dan mengevaluasi dampak dari kebijakan ekonomi yang berhubungan dengan penawaran dan permintaan tepung terigu, serta surplus produsen dan konsumen pada pasar domestik. Penelitian ini menganalisis menggunakan data time series dari tahun 1980-1999 dan menggunakan model persamaan simultan dengan metode 2LSL (Two Stage Least Squares) kemudian diikuti dengan validasi model untuk simulasi kebijakan dan analisis kesejahteraan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa impor biji gandum dipengaruhi oleh produksi tepung terigu, nilai tukar, jumIah penduduk, dan pendapatan. Produksi tepung terigu dipengaruhi oleh impor gandum, impor tepung terigu, upah, suku bunga, permintaan tepung terigu, krisis ekonomi dan produksi tepung terigu tahun lalu. lmpor tepung terigu Indonesia dipengaruhi terhadap harga tepung terigu, nilai tukar, dan pendapatan. Struktur pasar tepung terigu yaitu oligopsoni. Kebijakan pemerintah seperti meningkatan suku bunga, upah dan impor dapat menurunkan kesejahteraan sedangkan devaluasi justru meningkatkan kesejahteraan melalui peningkatan surplus produsen.

Kata kunci: Penawaran-Permintaan, kebijakan
 

Senin, 07 November 2011

ANALISIS INDUSTRI TEPUNG TERIGU DI INDONESIA


Tugas Kelompok (Artikel)
Nama Anggota          : Nindy Sintya Indriani R     ( 25210004 )
                                      Noviana Pratiwi                  ( 25210071 )

ANALISIS INDUSTRI TEPUNG TERIGU DI INDONESIA


Tepung terigu dikenal sebagai salah satu dari Sembilan bahan pokok makanan.  Tepung terigu dari waktu ke waktu semakin menjadi komoditi pangan penting di Indonesia, hal ini dikarenakan tepung terigu semakin menguasai kebutuhan hidup orang banyak maka tepung terigu dapat di klasifikasikan sebagai komoditi yang vital. Sebagai bahan pangan alternatif yang di konsumsi hampir seluruh masyarakat Indonesia.
Penyediaan terigu dimaksudkan untuk mengurangi ketergantungan pada satu komoditi pangan saja yaitu beras. Sebagai suatu komoditi yang vital, terigu kini menjadi suatu bahan dasar dalam pembuatan berbagai jenis bahan makanan seperti mie, roti, biskuit dan lain sebagainya. Sehingga menyebabkan kebutuhan akan tepung terigu selalu mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Gandum sebagai bahan dasar tepung terigu di Indonesia, sangat tergantung pada impor. Sehingga peningkatan konsumsi tepung terigu berimbas pada peningkatan impor gandum di Indonesia. Sedangkan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar terus berfluktuasi sehingga pengeluaran devisa impor meningkatkan dan membebani neraca pembayaran serta keuangan Negara.
Dalam artikel ini kami akan menganalisis seputar industri tepung terigu, penawaran dan permintaan tepung terigu, hingga kebijakan pemerintah dalam mengurangi permintaan tepung terigu dari luar negri, sebagai proteksi terhadap industri tepung terigu nasional. 
Indonesia dikenal sebagai Negara yang banyak melakukan Impor tepung terigu dari beberapa Negara seperti Turki, Australia, dan Srilanka. Pada periode Januari – April 2011 impor biji gandum tercatat sebesar US$ 659,4 juta yang naik 60,28% dari periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar US$ 411,4 juta. Realisasi Impor tepung terigu sepanjang 2011 diperkirakan akan melampaui nilai import 2010 yang tercatat sebesar US$ 261,7 juta. Menurut data Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa impor tepung terigu dari Januari – Agustus 2011 sebesar 433,429 ton. Sekitar 53,44% dari total itu, yakni 231.649 berasal dari Turki.
Untuk mengurangi impor tepung terigu yang berlebihan, dan ketergantungan dari luar negri. Pemerintah melakukan berbagai proteksi terhadap industri tepung terigu, guna mengurangi impor dan meningkatkan konsumsi nasional.
Saat ini pemerintah memberlakukan kebijakan bea impor terigu sebesar 5% hal ini medorong adanya peningkatan konsumsi tepung terigu nasional. Menurut Asosiasi Produsen Tepung Terigu (Aptindo) di Indonesia konsumsi terigu nasional pada tahun ini naik 10,5% menjadi 4,75 juta ton dibandingkan tahun lalu 4,3 juta ton.
Aptindo juga memprediksi penjualan tepung terigu skala nasional sejak Januari hingga akhir tahun ini naik 6% dibandingkan tahun lalu. Selama Januari – September 2011 penjualan tepung terigu mencapai 3.468.640 ton, naik 5,81% dari periode yang sama tahun lalu sebesar 3.267.000 ton.
Untuk mengurangi ketergantungan impor tepung terigu, Balitbang departemen pertanian mulai mengembangkan tepung terigu modifikasi. Tujuannya untuk mengurangi ketergantungan terhadap terigu impor. Kepala seksi pendayagunaan hasil penelitian, Balitbang departemen pertanian Misgiyarta mengatakan, terigu modifikasi diolah dari berbagai jenis singkong atau ubi dengan mencampur bahan starter untuk tepung terigu kualitas tinggi. Salah satunya yaitu Mochaf (Modified Cassava Flour).
Balitbang mampu memproduksi starter 200 kilogram per minggu dengan perbandingan 100 kg strarter untuk 100 ton tepung terigu. Dalam waktu sebulan Indonesia sudah mampu memproduksi tepung terigu singkong sebanyak 800 ton. Harga tepung terigu saat ini berkisar Rp 4.500 hingga Rp 5.000/kg.
Promosi pemanfaatan tepung terigu lokal juga menjadi salah satu alternative untuk mengurangi impor tepung terigu yang berlebihan. Promosi pemanfaatan tepung terigu lokal sebagai bahan makanan dapat dilakukan melalu berbagai media seperti, pameran mekanan olahan, tulisan di media cetak dan iklan di media elektronik. Promosi tersebut harus dilakukan secara terus menerus agar memasyarakatkan ketersediaan gandum lokal.

Tugas Kelompok (Artikel) Nama Anggota : Nindy Sintya Indriani R ( 25210004 ) Noviana Pratiwi ( 25210071 ) ANALISIS INDUSTRI TEPUNG TERIGU DI INDONESIA Tepung terigu dikenal sebagai salah satu dari Sembilan bahan pokok makanan. Tepung terigu dari waktu ke waktu semakin menjadi komoditi pangan penting di Indonesia, hal ini dikarenakan tepung terigu semakin menguasai kebutuhan hidup orang banyak maka tepung terigu dapat di klasifikasikan sebagai komoditi yang vital. Sebagai bahan pangan alternatif yang di konsumsi hampir seluruh masyarakat Indonesia. Penyediaan terigu dimaksudkan untuk mengurangi ketergantungan pada satu komoditi pangan saja yaitu beras. Sebagai suatu komoditi yang vital, terigu kini menjadi suatu bahan dasar dalam pembuatan berbagai jenis bahan makanan seperti mie, roti, biskuit dan lain sebagainya. Sehingga menyebabkan kebutuhan akan tepung terigu selalu mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Gandum sebagai bahan dasar tepung terigu di Indonesia, sangat tergantung pada impor. Sehingga peningkatan konsumsi tepung terigu berimbas pada peningkatan impor gandum di Indonesia. Sedangkan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar terus berfluktuasi sehingga pengeluaran devisa impor meningkatkan dan membebani neraca pembayaran serta keuangan Negara. Dalam artikel ini kami akan menganalisis seputar industri tepung terigu, penawaran dan permintaan tepung terigu, hingga kebijakan pemerintah dalam mengurangi permintaan tepung terigu dari luar negri, sebagai proteksi terhadap industri tepung terigu nasional. Indonesia dikenal sebagai Negara yang banyak melakukan Impor tepung terigu dari beberapa Negara seperti Turki, Australia, dan Srilanka. Pada periode Januari – April 2011 impor biji gandum tercatat sebesar US$ 659,4 juta yang naik 60,28% dari periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar US$ 411,4 juta. Realisasi Impor tepung terigu sepanjang 2011 diperkirakan akan melampaui nilai import 2010 yang tercatat sebesar US$ 261,7 juta. Menurut data Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa impor tepung terigu dari Januari – Agustus 2011 sebesar 433,429 ton. Sekitar 53,44% dari total itu, yakni 231.649 berasal dari Turki. Untuk mengurangi impor tepung terigu yang berlebihan, dan ketergantungan dari luar negri. Pemerintah melakukan berbagai proteksi terhadap industri tepung terigu, guna mengurangi impor dan meningkatkan konsumsi nasional. Saat ini pemerintah memberlakukan kebijakan bea impor terigu sebesar 5% hal ini medorong adanya peningkatan konsumsi tepung terigu nasional. Menurut Asosiasi Produsen Tepung Terigu (Aptindo) di Indonesia konsumsi terigu nasional pada tahun ini naik 10,5% menjadi 4,75 juta ton dibandingkan tahun lalu 4,3 juta ton. Aptindo juga memprediksi penjualan tepung terigu skala nasional sejak Januari hingga akhir tahun ini naik 6% dibandingkan tahun lalu. Selama Januari – September 2011 penjualan tepung terigu mencapai 3.468.640 ton, naik 5,81% dari periode yang sama tahun lalu sebesar 3.267.000 ton. Untuk mengurangi ketergantungan impor tepung terigu, Balitbang departemen pertanian mulai mengembangkan tepung terigu modifikasi. Tujuannya untuk mengurangi ketergantungan terhadap terigu impor. Kepala seksi pendayagunaan hasil penelitian, Balitbang departemen pertanian Misgiyarta mengatakan, terigu modifikasi diolah dari berbagai jenis singkong atau ubi dengan mencampur bahan starter untuk tepung terigu kualitas tinggi. Salah satunya yaitu Mochaf (Modified Cassava Flour). Balitbang mampu memproduksi starter 200 kilogram per minggu dengan perbandingan 100 kg strarter untuk 100 ton tepung terigu. Dalam waktu sebulan Indonesia sudah mampu memproduksi tepung terigu singkong sebanyak 800 ton. Harga tepung terigu saat ini berkisar Rp 4.500 hingga Rp 5.000/kg. Promosi pemanfaatan tepung terigu lokal juga menjadi salah satu alternative untuk mengurangi impor tepung terigu yang berlebihan. Promosi pemanfaatan tepung terigu lokal sebagai bahan makanan dapat dilakukan melalu berbagai media seperti, pameran mekanan olahan, tulisan di media cetak dan iklan di media elektronik. Promosi tersebut harus dilakukan s

Jumat, 04 November 2011

Price Control

PRICE CONTROL

Price Control atau pengendalian harga adalah suatu kebijakan yang dibuat oleh pemerintah untuk mempengaruhi mekanisme pasar dalam mengendalikan harga. Agar berada dalam posisi ekuilibrium. Yang disebut dengan posisi ekuilibrium adalah suatu keadaan seimbang dimana permintaan dan penawaran bertemu, melalui proses tawar menawar hingga menghasilkan suatu kuantitas pada harga tertentu. Dalam pengendalian harga dikenal dua metode yaitu metode price ceiling dan Price Floor  

·         Price Ceiling

 Adalah merupakan kebijakan pemerintah untuk menetapkan harga eceran maksimum di pasar. Price ceiling dilakukan oleh pemerintah di dalam operasi pasar karena penawaran akan suatu barang menurun. Price ceiling dilakukan untuk mengontrol harga dari kenaikan harga yang sampai tak terkendali. Sehingga suatu barang dapat dijangkau oleh masyarakat.

Mengapa Price Ceiling Menciptakan Shortage?
 Dengan ditetapkannya harga eceran maksimum, menyebabkan produsen akan lebih cenderung untuk menepatkan harga jual dibawah harga pasar. Disaat itu permintaan akan meningkat. Sehingga terjadi kelebihan permintaan atau disebut surplus demand. Keadaan dimana permintaan lebih besar daripada penawaran inilah yang disebut dengan shortage. Hal ini dapat diatasi dengan melakukan operasi pasar pada waktu tertentu, mengurangi pajak atau meningkatkan subsidi untuk meningkatkan jumlah barang yang ditawarkan agar permintaan dapat terpenuhi.

·         Price Floor

Adalah merupakan kebijakan pemerintah untuk  untuk menetapkan harga eceran yang lebih rendah akan suatu barang di pasar. Price floor dilakukan oleh pemerintah karena penawaran akan barang tersebut melimpah di pasar. Price floor dilakukan untuk mengontrol harga dari penurunan harga barang sampai tak terkendali yang nantinya dapat merugikan produsen.

Mengapa Price Floor Menciptakan Surplus?
Dengan ditetapkannya harga eceran minimum, maka produsen akan cenderung menetapkan harga jual diatas harga pasar. Pada saat itu, permintaan akan berkurang. Berkurangnya permintaan, sementara penawaran akan suatu barang melimpah menyebabkan suatu keadaan dimana penawaran lebih tinggi daripada permintaan atau kelebihan penawaran, keadaan ini disebut surplus. Keadaan seperti ini dapat diatasi misalnya dengan meningkatkan ekspor untuk mengurangi penawaran, atau pembelian surplus produksi oleh pemerintah.